Analisis Spasial dalam Sistem Informasi Geografis


Analisis spasial merupakan kumpulan – kumpulan dari teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pengolahan data SIG. Hasil dari analisis data spasial sangat bergantung dari lokasi atau tempat di mana objek sedang dianalisis. Selain itu, analisis spasial juga bisa diartikan sebagai teknik – teknik yang dapat digunakan untuk meneliti dan juga mengeksplorasi dari dari sudut pandang keruangan. Semua teknik ataupun pendekatan perhitungan secara matematis yang berhubungan dengan data  keruangan atau spasial dilakukan dengan menggunakan fungsi analisis spasial.
Analisis spasial adalah teknik ataupun proses yang melibatkan beberapa atau sejumlah fungsi perhitungan serta evaluasi logika matematis yang dapat dilakukan pada data spasial, dalam rangka untuk memperoleh nilai tambah, ekstraksi serta informasi baru yang beraspek spasial. Analisis spasial cukup luas ruang lingkupnya. Salah satunya terdapat pada SIG atau Sistem Informasi Geografis.
Fungsi Analisis Spasial
Menurut Eddy Prahasta (2009), fungsi dari analisis spasial yaitu:
  1. Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan yang mengklasifikasikan kembali suatu data hingga pada akhirnya menjadi sebuah data spasial yang baru dan berdasarkan pada kriteria atau atribut tertentu.
  2. Jaringan atau Network, yaitu sebuah fungsionalitas yang merujuk pada data – data spasial titik- titik ataupun garis – garis sebagai jaringan yang tidak terpisahkan.
  3. Overlay, merupakan fungsionalitas yang menghasilkan layer data spasial baru, di mana layer tersebut merupakan hasil dari kombinasi minimal dua layer yang menjadi masukkannya.
  4. Buffering, adalah fungsi yang akan menghasilkan layer spasial baru menghasilkan layer data spasial baru dengan bentuk poligon serta memiliki jarak tertentu dari unsur – unsur spasial yang menjadi masukkannya.
  5. 3D Analysis, fungsi ini terdiri atas sub – sub fungsi yang berkaitan dengan presentasi data spasial yang terdapat di dalam ruang 3 dimensi atau permukaan digital.
  6. Digital Image Processing, untuk fungsionalitas ini nilai ataupun intensitas dianggap sebagai fungsi sebar atau spasial.
Pengukuran untuk analisis spasial dapat dilakukan dengan cara fungsi pengukuran. Fungsi pengukuran yang dimaksud di sini yaitu:
  1. Jarak Pengukuran, arti dari jarak yang dimaksud yaitu menghitung jarak antara dua titik. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan meng-klik kedua titik tersebut atau dengan cara lain yaitu menggunakan query.
  2. Luas Fungsi, luas yang tersebut dapat digunakan dalam menghitung luas suatu wilayah dari unsur – unsur spasial. Wilayah yang dimaksud dapat berupa poligon atau vektor dan juga wilayah yang memiliki tipe raster.
  3. Keliling Fungsi, keliling ini dimanfaatkan untuk menghitung keliling atau parameter dari unsur – unsur spasial. Unsur – unsur ini yaitu poligon (vektor) dan raster.
  4. Centroid Fungsi, adalah fungsi yang digunakan untuk menentukan koordinat titik pusat yang berasal dari unsur – unsur spasial yang memiliki tipe poligon atau raster.
  5. Kedekatan Fungsi, merupakan fungsi untuk menghitung jarak dari suatu titik, garis dan juga batas poligon. Salah satu kedekatan fungsi yang paling sering digunakan yaitu buffer. Buffer merupakan adalah analisis spasial yang nantinya menghasilkan unsur – unsur spasial yang bertipe poligon. Contoh dari fungsi buffer terdapat pada overlay.
Jenis-Jenis Analisis Spasial
Pada pelaksanaannya, analisis spasial dapat dilakukan dengan jenis – jenis tertentu. Masing – masing jenis memiliki fungsi dan juga penggunaan yang berbeda – beda. Jenis – jenis dari analisis spasial berupa query basis data, pengukuran, fungsi kedekatan, model permukaan digital, klasifikasi, overlay, dan juga pengubahan unsur – unsur spasial query basis data. Query basis data sendiri digunakan untuk memanggil atau mendapatkan kembali atribut sebuah data tanpa harus mengganggu atau mengubah data yang sudah ada sebelumnya.
Fungsi dari query basis data yaitu dapat dilakukan dengan cukup mudah, cukup menekan feature yang diinginkan. Namun, untuk query yang lebih lengkap dan kompleks, dapat menggunakan pernyataan kondisional (conditional statement). Pernyataan ini ternyata melibatkan beberapa operasi logis yaitu, AND, NOT, OR, XOR.
Analisis Spasial Dalam SIG (Sistem Informasi Geografi)
Sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu, apa itu SIG. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem di dalam komputer (SBIS) yang digunakan untuk memasukan atau capturing, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan juga menampilkan data – data yang memiliki hubungan dengan posisi di permukaan bumi. Selain itu, Sistem Informasi Geografi juga mempunyai arti sebagai sebuah sistem informasi yang dibuat untuk bekerja dengan menggunakan data yang bereferensi spasial atau memiliki koordinat geografi. SIG sendiri merupakan salah satu sistem yang cukup kompleks, pada umumnya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lainnya pada tingkat fungsional dan juga jaringan atau network.
Analisis dalam SIG mempunyai beberapa metode – metode pendekatan. Secara umum terdapat dua macam metode yang digunakan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Untuk pendekatan kuantitatif sendiri terbagi menjadi tiga macam cara yaitu secara binary, berjenjang dan berjenjang tertimbang.
  1. Metode Kualitatif
Metode pendekatan ini dapat diterapkan sebagai salah satu metode analisis yang terdapat di SIG. Data yang diperlukan berasal dari data spasial yang mempunyai klasifikasi data yang bersifat kualitatif. Contohnya dapat berupa peta yang mempunyai tingkatan data kualitatif yaitu peta penggunaan lahan.
  1. Metode Kuantitatif
  • Metode Kuantitatif Binary
Pendekatan ini menggunakan operasi logika AND yang terdapat di dalam alogaritma. Sehingga dalam pengharkatan terhadap parameter kelas yang digunakan, hanya dua kelas yaitu nilai 1 (diterima) dan nilai 0 (tidak diterima). Setiap parameter yang digunakan, terlebih dahulu harus dinilai apakah diterima atau tidak diterima suatu kelas parameter.
  • Metode Kuantitatif Berjenjang
Pendekatan kuantitatif ini memberikan nilai yang sama untuk setiap komponen dalam menganalisis. Setiap komponen yang digunakan mempunyai harkat yang sama untuk dianalisis, dengan berasumsi bahwa setiap komponen memiliki pengaruh yang sama terhadap objek yang dianalisis. Namun, pendekatan ini mempunyai faktor – faktor pembatas untuk setiap parameter. Akan tetapi, faktor pembatas tidak bersifat mutlak namun berjenjang dengan tingkatan kelas dan nilai yang berbeda – beda.
  • Metode Kuantitatif Berjenjang Tertimbang
Pendekatan ini tetap memberikan nilai pengharkatan, tetapi menggunakan bobot yang berbeda untuk setiap variabel yang digunakan dalam menganalisis. Pemberian bobot bergantung pada besar atau kecilnya pengaruh variabel tersebut yang terdapat pada tema analisis. Metode ini juga memberikan asumsi, jika setiap variabel mempunyai pengaruh yang berbeda tergantung dari tujuan objek yang dianalisis.
Demikian penjelasan mengenai fungsi analisis spasial. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat untuk Anda.


0 komentar:

Posting Komentar